Pages

Kamis, 28 April 2011

KEGANJALAN DALAM TERMINAL



Pada rencana kami sebelum mewawancarai seorang kepala terminal induk bekasi pada Senin (18/04),narasumber yang ingin kita wawancarai adalah seorang kepala di terminal induk bekasi,tapi sayangnya pada saat kami ingin menemui kepala terminal,seorang sekertaris memberitahu kami bahwa kepala terminalnya sedang sakit,tapi beliau berkata untuk menemui wakil kepala terminalnya saja,sebelum kami menerima usulan dari sekertaris itu,kami sempat cemas karena narasumber yang kami cari tidak ada,setelah dapat usulan dari sekertaris itu,kami pun agak sedikit merasa lega.
Dan kami pun diantar oleh sekertaris ke ruangan wakil kepala terminal itu,sesampainya di ruangan,ternyata beliau tidak sedang sendiri,melainkan bertiga bersama staff – staffnya.
Terlebih dahulu kami memperkenalkan diri kepada mereka bahwa kami adalah Mahasiswa Unisma Bekasi yang mendapat tugas Dasar – Dasar Jurnalistik untuk mewawancarai apapun yang menarik untuk di tulis.
Setelah kami memperkenalkan diri,wakil kepala itu memberikan pesan nonverbalnya dengan melambangkan raut muka yang agak sedikit ketakutan,mungkin dia berprasangka hasil wawancara ini akan dimuat di koran atau media lainnya.Tapi kami segera memberitahu kalau kami tidak akan memuat ke media,melainkan hanya sekedar tugas kuliah,setelah saya memberitahu itu,raut mukanya pun berubah menjadi sedikit lega.
Kami pun memulai menanyakan namanya,Wakil Ketua Terminal Induk Bekasi yang mempunyai nama lengkap Andi Wahyuna,S.Pd (50) bertugas membantu dan menggantikan posisi Kepala Terminal apabila tidak hadir.
Saat kami menanyakan “Apa prinsip Anda dalam menjalankan tugas yang telah di berikan ?” , “Ya,sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) , kita dituntut untuk ekerja maksimal dan menjalankan kebijakan yang telah ada yang sesuai Perda no 19 tahun 2001 tentang kontribusi”,ujarnya.
Beliau juga mengatakan bahwa banyak kendala – kendala yang dihadapi dalam terminal ini,yaitu Pegawai,Kendaraan , dan Penumpang.
Untuk Pegawai atau Supir Bus,terkadang ia tidak menjalankan Retribusi sesuai aturan.Untuk Kendaraan,sebenarnya Bus di Terminal Induk Bekasi ini sangat kurang,yang disebabkan kurangnya anggaran dalam perluasan lahan,karena lahan untuk sebuah Terminal seluas 5 hektar.
Untuk menyelesaikan masalah seperti itu terhadap pegawai – pegawai disitu,Pak Andi menyatakan untuk lebih kepada pendekatan dan perhatian terhadap pegawai – pegawainya.

Kamipun tidak hanya mewawancarai kepala terminal,melainkan mewawancarai Pak Abdullah (51) salah satu pegawai Dishub yang bertugas sebagai Retribusi,
Setelah kami mewawancarai keduanya,kami pun menemukan suatu yang ganjal pada saat mewawancarai pak Abdullah,karena pada saat menanyakan harapannya terhadap atasan,beliau mengatakan,”kalau harapan saya sih minta perhatian aja sama atasan”.
Setelah Pak Abdullah menyatakan seperti itu,kami menyadari bahwa pernyataan dari kedua pihak itu tidak selaras.Karena Pak Andi menyatakan untuk menyelesaikan masalah,lebih kepada “pendekatan” kepada pegawainya,sedangkan Pak Abdullah berharap mendapatkan “perhatian” kepada atasannya.
Jadi pada wawancara kami kali ini kami mendapatkan keganjalan pada pernyataan kepada kedua belah pihak,kami tidak meminta konfirmasi lebih lanjut karena itu akan menimbulkan adu domba dan masalah pun menambah runyam.

Oleh : Sahlan Syah Pahlevi

Senin, 25 April 2011


BALAP LIAR SEMAKIN MERAJA


Balap liar yang semakin merajalela. Akibat perkembangan dunia otomotif dan murahnya kendaraan bermotor khususnya roda dua. Kini kendaraan bermotorpun menjadi permaian yang menarik. Hampir setiap sabtu dan minggu dini hari maupun sore hari balap liar kerap terjadi di kota-kota besar seperti didaerah Bekasi (HI). Hampir sekitar ratusan orang kerap dating untuk balap liar ini. Sebagian besar kaum pria mulai dari ABG, Remaja, dan bahkan sampai orang dewasa terlibat dalam balap liar ini.
Adapun tangapan – tangapan dari beberapa orang yang ikut serta dalam balapan liar ;    “ untuk menghilangkan stres dan sebenarnya ada juga manfaat dari balapan liar ini,  yaitu saya jadi mengerti persoalan dan masalah-masalah pada motor. Hampir setiap minggu dini hari saya pasti ketempat balapan liar ini ” Menurut Ameng. ” berawal dari ikut-ikutan jadi sering deh ” Menurut Konde. “ awalnya saya diajak teman dan agak sedikit direndahkan (Gak gaul loe motor doang keren tapi enggak kenceng). sayapun tidak mau direndahkan, itulah perkataan teman - teman saya yang membuat saya mengikuti dalam balap liar ini  ” menurut Temi. ” Gimana yah klo gak balapan sepertinya ada yang kurang. Bisa dibilang sih Hobi” menurut Uloh. Itulah tangapan dari beberapa orang yang sering ikut serta dalam balap liar.
Hampir setiap bengkel – bengkel terkenal didaearh Bekasi dan Sekitarnya mempunyai motor balap. Tujuan bengkel – bengkel tersebut untuk menarik konsumen. Biasanya setiap bengkel mempunyai karakter yang berbeda-beda. Persaingan diantara bengkel – bengkel tersebut melalui balapan liar.
Didalam balap liar inipun kerap terjadi judi dari pembalap (Joki), pemilik kendaraan maupun penonton balap liar tersebut. Joki balap ternama yang biasanya sering sekali membawa kendaraan-kendaraan tertentu, Ayam jago itulah sebutan sebuah kendaraannya motor-motor cepat tidak sembarang orang bisa mengendarainya. Biasanya joki mendapat sedikit persenan dari judi tersebut. Beberapa hal resiko yang sering terjadi dalam balapan liar  yaitu : dikejar penduduk, berkelahi diantara pembalap, dikejar polisi dan samapai-sampai masuk penjara dan terjatuh. Hal terburuk dalam balap liar adalah ketika sang Pembalap/Joki terjaduh hingga merengut nyawanya dan tidak hanya sipembalap, bahkan penonton balapan liar kerap jadi korban akibat sipembalap terjatuh. Mereka sering kali kucing-kucingan ketika polisi datang untuk membubarkan mereka. Tetapi Warga sekitar dan polisipun sudah jerah pada mereka. Berkali-kali mereka diusir, mereka datang lagi dan datang lagi. Hingga saat ini balapan liar masih kerap terjadi dimana - mana. Semua ini akibat perkembangan jaman yang semakin modern.
Permaianan apa lagi di jaman yang akan datang. Apakah membahayakan seperti balap liar ini ? 

Oleh : Supriyadi dan Indana Lazulfah


Rabu, 20 April 2011

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Namanya bapak Agus beliau adalah guru matematika di smaku SMA WIDYAKUSUMA Cileungsi,beliau sudah mengajar di sekolah sma ku ini dari angkatan pertama hingga sekarang.saya salut dengan beliau karena beliau yang sangat mahir matematika tetapi beliau membagi ilmunya itu kepada anak-anak yang ingin sekali menguasai matematika.
 
Aku ingat suatu hari ada seorang aloemnie yang dateng ke sekolahku hanya ingin diajarin matematika sama beliau,beliau selalu berkata “ Matematika itu makin dihitung makin sulit “,maka dari itu beliau selalu memberi formula atau rumus singkat untuk mengerjakan matematika dengan mudah dan santai,beliau sosok yang sangat cinta dengan keluarganya.beliau memiliki anak yang sudah kuliah semester akhir dan ada yang masih sekolah dasar.beliau tidak pernah memaksakan anak-anaknya untuk pintar matematika.
Sosok beliau yang sangat humoris ini membuat para murid dengan santai mengikuti pelajaran beliau,karna itu lah murid tidak pernah merasa tegang saat peljaran beliau.beliau aloemnie institut sepuluh november jurusan statistika ini sangat suka mengajar matematika dan soal yang berhitung,bagi beliau yang lahir pada 12 agustus 1958 menjadi guru itu mulia dan mendapatkan banyak pahala.
Sosok beliau yang sederhana mengungkap nbagaimana mulianya menjadi sebagai guru yang selalu berbagi ilmu kepada muridnya setiap hari..

Selasa, 19 April 2011

Si Penjaga Lalu-Lintas


     Anggota Satlantas Polresta Bekasi kota yang bertugas untuk mengatur laluli lntas menyatakan bahwa pelanggaran lalu lintas yang terjadi akibat pengemudi yang tidak tertib.
    Tri Widianto (29) seperti yang di wawancarai pada senin (18/04) ,menyatakan bahwa pelanggaran dalam lalu lintas banyak di langgar oleh pengguna sepeda motor. Contohnya, tidak memakai helm,menyarobot lampu lalu lintas dan tidak lengkap surat-surat mengemudi. Apabila polisi melihat pengendara yang tidak lengkap,maka polisi akan menilangnya.
      Tri Widianto menjelaskan, pembayaran sanksi pelanggaran dilakukan pada saat sidang bukan pada saat ditilang.selain menilang  polisi juga mengadakan razia sebulan penuh,seperti tgl 17-18 maret diadakan razia besar-besaran di daerah Giant,BCP,Kayu ringgin,bulan-bulan,proyek,pintu terminal,rawa semut,rawa panjang,pekayon,bulak kapal,perempatan bendungan,simpang lima dan jati bening.
      Di tambah pula pengemudi angkot yang sembarangan mangkal di pinggir jalan. sehingga dapat menimbulkan kemacetan.contohnya, di jalan Choirul Anwar dekat pos polisi kalau tidak di jaga polisi banyak angkot yang mengetem,sedangkan kalau ada polisi angkot tidak berani mangkal.karena masalah itu,polisi harus lebih bekerja keras lagi untuk mengaturnya.
      Pos yang paling susah ditanggani masalah lalu lintas adalah di Bulan-bulan,karena terdapat jalur kereta api.strateginya di tempatkan di tempat-tempat pangkalan angkot dan menaruh petugas yang lebih banyak di pos yang susah di atur.biasanya jam kerja polisi di bagi menjadi 2 shift, pertama jam 5-2 siang dan kedua jam 2 -10 malam.
     Pesan polisi kepada para pengguna jalan adalah sebelum mengendarai kendara motor maupun mobil siapankan selalu surat-surat mengemudinya dan perlengkapan mengendara ,seperti helm bagi yang menggunakan motor dan bagi pengguna mobil pake shetbell.patuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada jangan melanggarnya ,untuk pengguna angkot sebaiknya menyetopkan mobilnya jangan sembarangan dan juga supir-supir angkot jangan mangkal bukan pada tempatnya yang membuat kemacetan.
                                                                                                                                   By: Lia Deviyanti

Futuh : Ujian Nasional? Siapa takut

Ujian Nasional segera tiba. Pagelaran akbar ini mau tidak mau harus diikuti para pelajar yang akan melanjutkan jenjang pendidikan ke tahap yang lebih tinggi. Ujian Nasional dari dulu menjadi momok yang menakutkan bagi para pelajar , tetapi tidak bagi gadis cantik kelahiran Bekasi, 14 Juni 1993 ini.  Futuh panggilan akrabnya, gadis pecinta makanan kebab ini mengaku tidak terlalu takut menghadapi ujian kali ini. Baginya jika Ujian Nasional dibawa takut hanya akan menyebabkan stres sehingga dapat mempersulit peserta dalam menjawab soal-soal. “Pokoknya UN tahun ini beda banget, tapi dibawa santai aja” ujarnya ketika ditemui disela-sela kesibukannya mempersiapkan UN.
Siswa yang bersekolah di SMK Negeri 3 kota Bekasi ini terlihat tidak terlalu tegang ketika ditemui sehari sebelum pelaksanaan UN. Ia justru asik belajar di taman , di daerah Kemang Pratama sambil sesekali memakan cemilan yang ia bawa . “Belajar bisa dimana aja, nggak harus di kamer sambil tutup pintu rapat-rapat” jawabnya ketika saya menananyakan mengapa ia belajar di tempat terbuka seperti ini.
Ujian Nasional kali ini dimata Futuh benar-benar berbeda dari pada tahun sebelumnya, dengan variasi soal yang lebih banyak menjadi 5 paket. Tahun lalu yang hanya 2 paket saja sudah sangat menakutkan bagi para pelajar apalagi 5 paket yakni paket 13, 25, 39, 46, dan 54. Walaupun begitu Futuh tidak terlalu mempermasalahkan itu karena Ia merasa mampu untuk mengerjakan soal-soal tersebut.
Dengan 5 paket ini diharapkan para siswa tidak bisa saling mencontek karena dalam satu kelas hanya ada 4 siswa yang mendapatkan paket soal yang sama dan itu pun letaknya tidak berdekatan. Standar nilai kelulusan Ujian Nasional tahun ini yakni 5,50, masih bisa dibilang dibandingkan negara-negara lain. Tetapi untuk mencapai standar nilai 5,50 cukup sulit dan perlu usaha keras.
Usaha selama 3 tahun belajar dengan keras hanya ditentukan dengan ujian yang hanya beberapa hari saja. Apalagi UN tahun ini tidak ada UN ulangan. Pemerintah pun menghimbau kepada para siswa agar tidak percaya terhadap bocoran. “Aku sih ngga terlalu percaya sama bocoran, aku lebih percaya sama jawaban aku sendiri” tutur Futuh.
Futuh mengaku dirinya tidak belajar terlalu keras tetapi ia rutin dalam belajar sehingga Ia merasa sudah siap mengahadapi Ujian Nasional kali ini. “Kalau persiapan aku sih udah mateng, ngga usah belajar keras yang penting rutin” ujarnya. Bahkan sebelum UN ia tidak belajar tetapi istirahat dan refreshing, agar otaknya fresh dan tidak tegang.

Ketika ditanya akan melanjutkan ke perguruan tinggi mana, Ia menjawab tujuan utamanya ingin sekali masuk STAN, tapi berhubung masuk STAN cukup sulit maka Ia mencari cadangan lain yaitu  Politeknik Negeri Jakarta jurusan akuntansi. Ia sudah mengikuti try out di STAN dan ia lolos tetapi itu baru try outnya saja. Futuh juga sudah mengikut tes masuk PNJ melalui jalur PMDK, dan sekarang hanya menunggu pengumumannya saja. Futuh tidak hanya terpaku pada STAN dan PNJ saja. Ia juga sedang mengikuti tes bea siswa di ITB. Ia dinyatakan lolos pada tes akademik dan mendapatkan peringkat 25 dari lebih 500 siswa berprestasi untuk wilayah Bekasi. Tidak hanya tes akademik, Futuh juga  mengikuti tes selanjutnya, yakni tes wawancara yang akan diumumkan akhir bulan April ini. “Nanti tanggal 1 Mei aku mau ikut try out STAN lagi” ujarnya, sekaligus mengakhiri pembicaraan kami di sore hari yang indah itu.

 Oleh : Anggi Istiqomah

Bunga dan Caca : Kecil-kecil Pemberani

Bunga dan Caca tampak begitu ceria saat ditemui Minggu (17/4) di Sanggar Balarenik. Kedua anak kecil yang lincah ini sangat bersemangat mengikuti kegiatan belajar bersama kakak-kakak relawan. Wajah mereka bersinar gembira, tak nampak sekali lelah ataupun mengeluh. Bunga dan Caca adalah dua dari anak asuh Yayasan Balarenik.

Bunga (kiri) dan Caca (kanan)
Yayasan Balarenik terletak di Jalan Pahlawan Komaruddin, Cakung Penggilingan - Jakarta Timur. Yayasan ini mempunyai beberapa kegiatan. Ada Rumah Singgah Balarenik untuk anak-anak jalanan yang sudah tidak mempunyai rumah atau keluarga lagi. Ada Sanggar Balarenik setiap Minggu pagi untuk anak-anak lingkungan sekitar Jalan Pahlawan Komaruddin. Kemudian ada PAUD Balarenik untuk anak-anak usia 3 - 4 tahun yang diadakan tiga kali dalam seminggu.

Bunga dan Caca selalu ceria


Bunga (8 tahun) dan Caca (6 tahun) sudah bergabung dengan Yayasan Balarenik sejak tahun 2008. Di kala itu Caca masih sangat kecil. Mereka berdua disarankan oleh ibunya agar mengikuti kegiatan di Balarenik. Kakak beradik yang sekolah di SD Negeri 015 Petang Pulogebang sangat senang bergabung bersama Balarenik. "Soalnya aku punya banyak teman disini", ujar Caca dengan polosnya.

Wajah ceria mereka ternyata menyimpan kisah menarik sekaligus menyedihkan. Bunga dan Caca tidak mengenal siapa ayah mereka. Menurut informasi dari tetangganya, ibunda Bunga dan Caca bekerja di sebuah klub malam dan jarang pulang, "Kalau malam, kita tidur berdua di rumah. Aku yang jaga Caca", ucap Bunga. Namun Tuhan selalu melindungi mereka. Kedua anak ini pun menjadi pemberani. "Aku ga pernah takut sama setan kak, aku kan bisa mengaji" pamer si kecil, Caca.

Untuk makan, mereka dibantu oleh neneknya, yang tinggal tak jauh dari rumah kontrakan Bunga dan Caca. Neneknya yang juga seorang tukang cuci dan setrika baju senantiasa menyiapkan makanan untuk kedua bidadari kecil ini, jikalau ibunda mereka tak kunjung pulang.

Bersama Bunga
Bunga dan Caca rajin hadir pada kegiatan Sanggar Balarenik setiap Minggu pagi. Menurut mereka, sangat menyenangkan bergabung di sanggar ini. "Kita bisa main sama kakak-kakak (relawan), bisa belajar bersama, punya banyak teman, kadang juga diajak jalan-jalan" jelas si ikal, Bunga. "Aku paling suka waktu jalan-jalan ke Monas, kak" sahut Caca bersemangat. "Kalau aku suka waktu jalan-jalan ke Museum Gajah. Soalnya adem di museumnya" sahut Bunga tak mau kalah.




Namun ada juga sedihnya bergabung di Sanggar Balarenik. "Kadang teman-temannya ada yang nakal" ujar Bunga. "Aku sedih kalau sudah datang ke sanggar, eh kakak-kakak (relawan) belum datang. Aku jadi ingin marah" sahut Caca. Balarenik memang sedikit menghadapi kendala dalam mencari relawan, karena tidak mudah menarik minat generasi muda jaman sekarang untuk melakukan kegiatan sosial seperti di Balarenik.

bersama Caca
Dalam keterbatasan, Bunga dan Caca tetap memiliki semangat tinggi dalam belajar. Mereka juga mempunyai cita-cita mulia. Bunga ingin menjadi seorang guru. "Aku ingin mengajar anak-anak" ujarnya sambil tersenyum manis. Caca tak mau kalah, "Kalau aku ingin sekali menjadi dokter hewan. Karena aku sangat sayang dengan hewan. Aku suka sekali dengan kelinci" jelas gadis kecil bermata sendu ini.




(Widya Darmawati)

Curut vs Bebek


Curut  vs bebek?????
Temen ku ini namanya sri marlinah lahir pada tanggal 19 oktober 1992 dan aloemnie SMA 1 SUKATANI.
Temen ku ini anak ke 3 dari 4 bersaudara di keluarganya,dy kuliah di unisma seangkatan dengan ku,dia berasal dari kp.blokan desa karang sentosa kecamatankarang bahagia kabupaten bekasi dan dia tinggal di kos-kosan dekat balai irigasi tepatnya di sebrang kampus,cewe yang suka sama warna putih dan hitam ini hobinya itu smsan ma dengerin lagu,sama nonton sinetron favorit
Aku kenal pertama kali saat ospek lalu pernah punya pengalaman yang lumayan unik siih saat ospek pernah telat trus dapet hukuman gara-gara nungguin dy tapi ngak apa-apalah buat pengalaman ajah.pokoknya kalau diinget-inget lucu deeh..jadi pengen ngakak guling-guling deeh.
Oia sesuai judul curut  vs bebek apa seeh jadi pertama-tamanya bingung siih..
Jadi tenyata lina tuh punya bebek dan bebeknya itu adalah panggilan sayang buat pacarnya..yah ketauan deeh klo panggilan sayang buat pacarnya linna tuh bebek.maap ya lina aku kasih tau temen-temen klo bebek itu pacar kamu..hehehehehe
Mungkin lina pengen sesuatu yang lain untuk memanggil pacarnya tersebut.nah sebaliknya lina itu dipanggil curut sama pacarnya.apa karena lina kecil ya badannya jadi di panggil curut hehhehe..
Tapi hubungan lina sama pacarnya itu lama loh dari dia smp sampe sekarang,mungkin karena saling percaya makanya hubungan dia ma lina itu jadi langgeng..
Moga hubungan persahabatan kami bisa langgeng seperti hubungan dia sama pacarnya..
Wiss u all the best curut...hehehe J

(  Ayu novitasari )

Pos Polisi : Tempat Penegakan dan Pelanggaran Aturan


Tri Widianto, Anggota Satlantas Polresta Bekasi Kota
Anggota Satlantas Polresta Bekasi Kota, Tri Widianto (29) pada wawancara Senin (19/04) di Pos Polisi Jl. Chairul Anwar, mengatakan “ Pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh pengemudi yang tidak teratur.”

Sebagai polisi lalu lintas yang bertugas mengatur dan melancarkan lalu lintas, Bapak Tri mengaku kewalahan dalam mengatur pengemudi angkutan umum. Polisi harus berdiri ditempat-tempat pangkalan agar supir angkutan umum tidak menetap untuk menunggu penumpang. Jika tidak, macet tidak dapat dihindari. Terkadang polisi pun suka berdiri di halte-halte untuk mencegah angkutan umum yang nge-tem, walau kenyataannya halte memang tempat untuk menaik turunkan penumpang.”Halte itu kan tempat untuk menaik turunkan penumpang, apabila supir angkot berhenti hanya untuk menurunkan atau menaikkan penumpang itu tidak masalah. Masalahnya adalah apabila supir tersebut nge-tem. Itu kan mengganggu kelancaran lalu lintas.” Jelas Bapak Tri mengenai hal tersebut. Kawasan Bulan-Bulan merupakan kawasan yang paling sulit diatur lalu lintasnya, salah satu penyebab adalah jalur kereta api yang ada disana.

Ada 14 pos polisi yang tersebar di daerah Bekasi yaitu perempatan Mega Bekasi, BCP, Kayuringin, Bulan-Bulan, Proyek, Pintu Terminal, Rawa Semut, Rawa Panjang, Jl. Chairil Anwar, Pekayon, Bulak Kapal, perempatan Bendungan, Simpang Lima Jati Bening, dan perbatasan dengan Jak-Tim. Polisi yang bertugas ditiap-tiap pos pun di rolling setiap harinya. Setiap pos terdiri dari 2 petugas, namun apabila membutuhkan lebih banyak pasukan pengatur lalu lintas, maka polisi yang sedang “longgar” di pos lain bisa membantu. Jam kerja polisi lalu lintas dibagi menjadi 2 shift, pukul 05:00 – 14:00 dan 14:00 – 22:00.

Bicara polisi lalu lintas tidak lengkap rasanya jika tidak membicarakan persoalan tilang.
”Peraturan itu kan yang membuat atasan kami, nah kita hanya menjalankan. Apabila ada pengendara yang melanggar seperti ketidaklengkapan atribut tentu harus membayar denda pelanggaran di persidangan,mba.”
“Jadi membayar saat di persidangan ya pak, bukan di tempat kejadian?”
“Bukan!”
Kenyataannya saya sendiri pernah ditilang di pos tersebut dan berhasil lolos dari sidang dengan membayar uang sebesar Rp 50.000,00. Selain menilang, adakalanya polisi memberhentikan pengendara untuk melakukan pemeriksaan atribut dan surat-surat. Razia, merupakan sebutan dari kegiatan itu dilakukan sebulan penuh pada tanggal 17-18 April.

Opini Masyarakat

Walaupun polisi melakukan tugas demi kebaikan bersama, nyatanya banyak masyarakat yang mengutarakan kekecewaannya pada polisi. “ Sampai sekarang saya ga ngerti kenapa ada peraturan lampu harus dinyalakan pada siang hari. Matahari kan sudah terang, bahkan terangnya melebihi lampu. Jika sebagai tanda bagi motor lain, ya itu tadi, motor kan pasti terlihat dibawah matahari!” ujar Dimas Luqman (20), mahasiswa Ilmu Komunikasi UNISMA. “ Itu kan yang membuat peraturan sudah dari pemerintah diatas, kami hanya melaksanakan” ujar Bapak Tri gugup saat ditanyai persoalan lampu. 

Lain lagi cerita dari Ivan, wartawan Radar Bekasi, mengenai pengalamannya saat ditilang “ Polisi itu menyebalkan, kadang dia sengaja memberhentikan kita tanpa kesalahan yang jelas. Jadinya ya mencari-cari kesalahan. Waktu itu kebetulan saya ada yang kurang, akhirnya saya bayar aja pake sebungkus rokok. Murah banget yah.”

Kenyataannya tidak semua masyarakat memiliki sikap kontra terhadap polisi. Dipo Samastama Meidianto (17), mahasiswa, menuturkan bahwa terkadang polisi harus kita hargai pekerjaannya. Terlepas dari rahasia umum bahwa polisi suka mengambil pungutan liar, mengatur lalu lintas yang ruwet sepanjang hari memang tidak bisa dianggap enteng. “Yang penting kita tertib dan menghormati dia juga.” ujar mahasiswa jurusan Teknik Informatik ini. (Oleh : Jessi Carina)

"cuma ikhlas..."

BEKASI – Pada tanggal 19 April 2011 kami berkesempatan mewawancarai pegawai staf dari Dinas Kebersihan Kota Bekasi Bapak Rusli Anwar. Bapak ini tinggal di Kelurahan Kayuringin yang tidak jauh dari tempat beliau biasa bekerja. Pada pukul 05.00 WIB beliau dan temannya langsung memulai aktifitasnya kerjanya dengan membersihkan sepanjang jalan trotoar dari lampu merah Kayuringin sampai depan GOR Bekasi, begitulah aktivitas beliau setiap harinya sampai jam 12.00 WIB.dari pekerjaannya.Beliau mengakui bahwa tiada kata libur bagi pekerjaannya,kerena seadainya libur mungkin sepanjang jalan Kota Bekasi akan banyak sekali sampah yang berserakan dan orang sekitarnya pun tidak peduli dengan sampah tersebut.
Dalam bekerja beliau disini tidak sendirian tetapi beliau ini ditemani oleh 11 staff lainnya, bisa dikatakan beliau ini senior dari temannya dikarenakan beliau ini bekarja sebagai staf kebersihan kota bekasi dari tahun 1996 – Sekarang ( 2011 ). Dalam pekerjaan tersebut selama 10 tahun beliau bekerja tiada kenal lelah walaupun hanya petugas sapu yang membersihkan sepanjang Kota Bekasi. Beliau mengakui bahwa bayaran atau gaji yang ia peroleh sangat cukup untu membiayi kehidupan dengan istrinnya dan anaknya dirumah.
Dalam pekerjaan ini pemerintah Dinas Kebersihan Kota Bekasi membagi dalam mengatur para staff kebersihan menjadi 3 shifft, yang pertama dari jam 05.00 s.d. jam 12.00 WIB, kedua dari jam 13.00 s.d. 16.00 WIB dan yang terakhir dari jam 19.00 s.d. 23.00. Dalam melaksanakan tugas seperti ini beliau mengatakan seorang pekerjaan kebersihan ini hanya membutuhkan stamina yang kuat dan peralatan yang lengkap.dengan begitu bekerja pun akan lancar dan selama ini beliau tidak adanya kendala dalam 10 tahun terakhir ini.begitu juga dengan temannya.
Ketika salah satu dari kami menanyakan kepada beliau . “ Apakah anda mempunyai prinsip dalam bekerja?”beliau menjawab .” Ya,Prinsip dalam bekerja saya adalah ikhlas.”Ucap Rusli Anwar. Dengan begitu suatu pekerjaan yang dikerjakan secara ikhlas akan begitu dalam melaksanakannnya dan pekerjaan yang berat pun akan begitu sangat mudah.




( ADIT DAN DANIK )

Sang Relawan


Hari minggu kemarin saya menemui Yuniar dan Siska Ratnadewi mahasiswa dari UNJ semester 6,Yuniar 21 tahun yang Bertempat tinggal di daerah Perum , sedangkan Siska 22 tahun tinggal di daerah Pondok kopi. Mereka salah satu Relawan yang sedang mengajar di Rumah Singgah Balarenik.

Rumah Singgah Balarenik ini adalah Tempat tinggal anak-anak jalanan dan juga tempat pendidikan dan pelatihan masyarakat sekitar. Yuniar dan Siska salah satu yang mengajar di sanggar Balarenik ini. Awalnya Yuniar atau yang sering di sapa Nia ini, melihat salah satu account Facebook salah satu dari relawan yang mengajar di Rumah Singgah Balarenik, Akhirnya Nia Tertarik dengan kegiatan sosial tersebut, Jelas Nia.

Sejak Mei 2010 Nia Menjadi Relawan yang mengajar di Rumah Singgah Balarenik. Sedangkan Siska di ajak oleh Nia, yang sama-sama tertarik pada kegiatan sosial. Siska mengatakan bahwa pendiri Rumah Singgah Balarenik ini adalah Pak Agusman, akan tetapi saya belum sempat menemui Pak Agusman Karena Beliau sibuk.

Siska mengatakan Rumah singgah Balarenik ini masih Kontrakan, Karena keterbatasan Ekonomi Pak Agusman sendiri. “Tapi sekarang Rumah Singgah Balarenik dipecah menjadi dua tempat, semenjak Rumah Balarenik ini di Jual sepihak oleh pemiliknya, jadi Rumah Singgah Balarenik mempunyai dua Lokasi Sanggarnya yang beralamatkan di Jl. Pahlawan Komanddan Cakung Penggilingan- Jakarta Timur, sedangkan Rumah Singgahnya di daerah Pulo Gebang.” Jelas Siska.


Di Sanggar itu rata-rata anak-anak yatim piatu dan anak-anak jalanan yang datang setiap hari minggu untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari para Relawan.tambah Nia.

“ saya tidak hanya tertarik pada kegiatan ssosialnya saja, akan tetapi saya juga sangat suka dengan anak kecil, saat melihat anak kecil di sanggar ini Perasaan saya sangat tersentuh dan saya sangat senang mengajar di Sanggar ini.”tegas Siska.
Di Sini saya melihat ternyata masih banyak anak-anak yang membutuhkan pendidikan, dengan adanya Rumah singgah Balarenik ini sedikitnya ada anak-anak yatim piatu dan anak-anak jalanan yang mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan.

(Eva Rosdiana)

Senin, 11 April 2011

Anggi Istiqomah : Bubulll .... Oh Bubulll ....


Anggie Istiqomah alias Bubul
Saat kalender menunjuk pada 19 Januari 1992, lahirlah seorang anak perempuan yang kemudian diberi nama Anggi Istiqomah. Dia anak kedua dari dua bersaudara  keluarga pasangan Ade Surya (Alm) dan Titin Suratmi.

Sang ayah Ade Surya memang telah tiada. Pergi meninggalkan Anggi, kakak laki-lakinya dan Ibundanya saat usia Anggi baru berusia sekitar tiga tahun.  Sang ayah wafat karena kecelakaan lalu lintas. Diapun tumbuh dewasa tanpa belaian sang ayah, dan hidup bertiga dengan ibunda dan kakak lelakinya. Walaupun Anggi anak bungsu tetapi ia tidak kelihatan seperti anak manja. Ia tetap tabah dan sabar menghadapi kenyataan dirinya sudah menjadi anak yatim dalam usia yang begitu belia. "Aku masih punya Ibu yang begitu aku sayangi dan banggakan," ujarnya.

Pertama kali saya dan Anggi ketemu, pada saat ospek jurusan komunikasi di Unisma Bekasi setahun lalu. Tadinya saya mengira dia itu kutu buku sebab dia menggunakan kaca mata yang begitu. Kami satu kelompok pada waktu Ospek, bersama seorang teman lelaki bernama Maulana. Kelompok kami bertiga saat Ospek itu diberi nama Bommer. Lucunya, dia saat itu dipanggil Bubul. Lho kok Bubul? Bukankah namanya Anggi? 

Usut punya usut, ternyata itu nama panggilan Anggi saat chating di internet. ID pertama yang dia gunakan saat itu adalah bubbl3_girl. Dari situlah dia kemudian mendapat julukan Bubul. Awalnya mendengar nama tersebut saya merasa geli sendiri, karena nama Bubul sangat tidak umum dipakai anak perempuan. Tetapi Anggi sendiri tidak keberatan dipanggil Bubul yang dianggapnya panggilan kesayangan dari teman-teman dekatnya.




Yang jelas, usai Ospek dan seiring berjalannya waktu, saya dan Bubukl pun menjadi teman dekat. Kemana-mana, kami selalu bersama. Tak lama kemudian anggota "geng cewek" kami bertambah dengan masuknya Eva Danik dan Widiya. Kami selalu gokil-gokilan bareng dan sebagai mahasiswa tentu juga selalu belajar bareng pula. Berempat kami menjadi kelompok yang paling heboh dan rame.

Bubul juga gadis yang berani mandiri. Sejak kuliah, dia tidak lagi tinggal dengan orang tuanya sebab rumahnya jauh dari kampus. Sekarang, ini dia memilih tinggal indekost di bulak kapal yang letaknya lebih dekat dari kampus. Bubul  yang saya kenal ini, orangnya gokil dan gaul. Dia juga amat menyukai lagu-lagu metal. Kalau menurut teman-teman yang lain, lagu kesukaan Bubul itu bikin pusing dan kuping sakit. 

Bubul itu penggila internet. Kalau dia sudah pegang netbook, maka HPnya suka tidak nyambung. Dia netbook dia sering banget main game, chatting, mengupdate status facebook dan twitteran dengan teman-temannya di dunia maya. Game favoritnya yang sering dimainkannya juga ada di facebook. Bubul sering lupa waktu kalau sudah main game di internet. Kadang mandipun suka lupa.




Gadis pemilik tubuh yang slim dengan tinggi kira-kira 150 cm ini saya kenal juga sebagai sosok yang tangguh dan humoris. Saat duduk di bangku SMA, Bubul pernah bercita-cita menjadi psikolog. Namun kini setelah diterima di jurusan Komunikasi Unisma, cita-citanya berubah. Dia ingin sekali menjadi fotografer. Dengan kulit sawo matang, rambut panjang, mata bulat dengan berat badan 39 kilogram, dia suka diledekin oleh teman-teman lain. "Hei Bul, kalau ada angin kencangan pegangan yang kuat ya? Takut terbang, hehehe ...."


Becanda saja. Tetapi begitulah Bubul. Satu hal lagi. Kepada saya, Bubul mengaku bahwa hewan yang paling ditakutinya adalah cicak. Dia juga benci pada polisi tidur, sebab polisi tidur sering mengagetkan dia. Polisi tidur itu sebutan untuk bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan pertanda memperlambat laju atau kecepatan kendaraan.

Sahabat saya ini menyukai warna-warna gelap tetapi dia takut kegelapan. Makanan kesukaan bubul itu makanan yang enak-enak kecuali jengkol dan pete. Sejak masih duduk di bangku sekolah, Bubul itu paling benci dengan pelajaran hitung-hitungan dan dia lebih suka dengan pelajaran hafalan. Mungkin itu sebabnya dia memilih masuk ke jurusan komunikasi.

Dalam komunitas Panglima, kami berdua sering diberi julukan Tim Hore. Alasannya teman-teman menganggap kami berdua paling rame dan heboh. Apa boleh buat. Kayak iklan salah satu produk di televisi : "Nggak ada Loe, nggak rame ...."

Penulis : Lia Deviyanti