Pages

Kamis, 31 Maret 2011

Calon Timnas Indonesia

Sebut saja Adit, salah satu teman saya pada saat mata kuliah Dasar-dasar jurnalistik. Dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang dilahirkan pada tanggal 26 Juni 1992 tepatnya di kota jakarta. Sekarang Ia menempati rumah bersama keluarganya di Jalan Pejuang blok C No 432 bekasi utara berdekatan dengan Kota Harapan Indah. Pria yang mempunyai nama lengkap Aditya Rahman Halim mempunyai dua orang adik,laki-laki dan perempuan,yang pertama bernama Faturozan sedangkan adik perempuan bernama Sarah.Anak dari pasangan Siswanto dan Hartati  ini bercita-cita menjadi pemain tim nasional indonesia agar ia suatu saat nanti dapat mengharumkan nama bangsa indonesia di dunia.
Pria yang menyukai bakso sangat menggemari permainan olahraga futsal yang banyak digemari oleh kaum laki-laki. Futsal merupakan permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Setiap seminggu sekali dia meluangkan waktu untuk bermain futsal dengan kawan-kawannya dirumah maupun dikampus. Tidak hanya menyukai futsal saja, Ia bahkan mengoleksi berbagai macam pernak-pernik tentang dunia sepak bola dari baju hingga atribut berbagai macam klub sepak bola di dunia.
Saat ini Adit terdaftar disalah satu universitas swasta tertua yang ada di bekasi yaitu Universitas Islam 45 Bekasi yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Islam “45” Bekasi, pada Tanggal 12 April 1982 oleh Bapak H. Abdul Fatah yang berlokasi Jl. Cut Mutiah 83 Bekasi. Mahasiswa tingkat dua jurusan ilmu komunikasi ini memilih jurusan ilmu komunikasi lantaran ia suka dengan pekerjaan seorang wartawan seperti mencari berita dan mewawancari para narasumber yang nantinya akan dipublikasikan dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Dia berharap setelah lulus nanti dapat membahagiakan orang tuanya yang selama ini sudah memberikan kasang sayangnya anak-anak hingga dewasa.
.

Musik adalah hidupQu

Pada kesempatan kali ini saya mewancarai kaka senoir saya Angkatan 2 Ilmu komunikasi ini bernama Muhammad Rismanto biasa di panggil bang aris / aris oleh temannya di kampus ataupun dirumah.Beliau mahasiswa UNISMA jurusan ilmu komunikasi semester 8.Beliau di lahirkan di Jakarta,14 Oktober 1989 yang dimana ia anak pertama dari 3 bersaudara dari bapak Marno dan ibu Hasanah.
           
Mahasiswa ini mengambil ilmu komunikasi karena tertarik pada bidang Humas yang dimana di pelajari di Ilmu komunikasi itu sendiri.Dia ini sangat hobby bermain music terutama gitar sehingga beliau mempunyai band yang bernama DIAMATA Band yang pemainnya ialah bang agus dan bang aris.dan nama band tersebut diambil dari nama AGUS DIAMATA,maka dari itu nama bandnya DIAMATA band yang beranggotakan 5 orang.Grup band ini mengikuti aliran Rock tapi terkadang Pop.Dengan hobbynya tersebut beliau sudah panggung dibeberapa tempat,khususnya di UNISMA dalam acara yang di adakan oleh Fakultas Tehnik sabtu lalu di lapangan serbaguna
            Beliau tinggal di Jln.Nurhidayah Rt.01/Rw.03 bersama orangtuanya beserta adenya yang bernama Wulan dan Gita.Beliau memulai pendidikannya di SD Mekarsari 01, Setelah lulus beliau melajutkan di SMPN 1 Tambun dan SMA di SMAN 2 Tambun Hingga sekarang beliau kuliah di Universitas Islam 45 Bekasi.Dan sejak kecil Beliau mempunyai cita – cita yaitu seorang pilot.Tapi apa adanya namanya juga cita – cita namun sekarang beliau memulai kesibukannya dengan bekerja di Radio Dakta sehingga beliau menjalanka sebagai pegawai dan mahasiswa.
            Ngomong masalah makanan beliau ini sangat menyukai bebek goreng yang dimana sebagai makanan favoritnya di antara banyak makanan lainya .Dengan begitu kita sedikit mengenal biodata dari seorang Muhammad Rismanto ini.Mungkin yang saya kenal, Beliau ini sosok mahasiswa yang mudah bergaul dengan siapapun itu terkadang juga ia jarang datang ke kampus dikarenakan sibuk kerja/ kesibukan lainnya.
            Demikianlah wawancara saya dengan beliau.

LIFE IS NEVER SAD

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.


Kali ini kita mendapat tugas DJ (Dasar Jurnalistik) untuk menceritakan profil teman kita,dan untuk saya sendiri,saya akan menceritakan salah satu teman kita yaitu “Supriyadi” …
SUPRIYADI ?
Siapakah dia ?
Emm,,
Kalau disuruh menceritakan tentang dia,sebenernya sih banyak banget,soalnya saya kenal dia udah lumayan lama.
Mula-mula dari nama dulu kali ya,
Namanya Supriyadi yang akrab di panggil Vildeck,dia lahir di Jakarta pada tanggal 29 Juni 1991 .

Oh iya, Mau tau kenapa saya menulis Judul “Life Is Never Sad ?
Pastinya kalian sudah pada tau, karena menurut saya memang Vildeck itu jarang sekali kelihatan sedih,yang tampak di wajahnya itu selalu ceria.

Sejauh ini saya mengenal Vildeck,dia adalah orang yang mudah untuk bersosialisasi,dan sangat mudah sekali untuk akrab dengan dirinya,namun dia sangat membenci seseorang yang mempunyai sifat “sotoy” alias sok tahu,kalau ada orang yang seperti itu,pastinya sangat sulit untuk akrab dengan dirinya.

Mau tau nggak ?
Vildeck ini sangat jago loh dalam posisinya di sepak bola ataupun futsal yaitu menjadi seorang Penjaga Gawang.
Dia sangat bertanggung jawab pada gawang agar tidak kebobolan.
Sampai-sampai dia di percaya oleh teman-teman untuk mengikuti kompetisi Futsal di UI (Universitas Indonesia) sebagai Penjaga Gawang.

Teman kita satu ini mempunyai cita-cita sebagai kameramen, tapi tiba-tiba berubah menjadi Sutradara.,Katanya sih dia ingin menciptakan banyak film yang penuh arti yang bukan sekedar hiburan semata.
Saya sih berharap akan bekerja dalam satu produksi bersama Sutradara Vildeck dalam perfilman. Yaa semoga aja bisa terwujud. Amin ya Robbal Alamin ^_^.

Berhubungan dengan film, dia sangat menyukai film Lord of The Ring , Catatan Akhir Sekolah , dan Alangkah Lucunya Negeri Ini.
Yaa hamper sama seperti saya,namun saya kurang suka film “Lord of Thr Ring”,karena saya tidak pernah menontonnya…:D

Dan pastinya seorang laki-laki mempunyai wanita idamannya masing – masing,dan kriteria wanita idaman Supriyadi sangatlah sederhana,yaitu baik, jujur , dan manis.(seperti gula donk). Hehe …

Musik.
Kesenangan pada musik terutama Bandnya, Supri sangat senang dengan Armada dan  Bondan Prakoso & Fade 2 Black.

GAK ADA YANG NGGAK MUNGKIN !!!
Itulah kalimat yang di ucapkan Supri kepada saya.
Saya sangat setuju dengan itu.
Ya memang benar,di dunia ini memang gak ada yang gak mungkin,semuanya bisa kita raih dengan cara berusaha semaksimal mungkin dan tidak lupa di barengi dengan ikhtiar.
Saya kira cukup sampai disini untuk mengenal sedikit Profil dari Supriyadi.
Terus terang, Walaupun saya sudah mengenal Supri sudah lama,saya malah bingung ingin menulis apa lagi bagian yang harus saya ceritakan,mungkin dengan berbicara langsung saya dapat memberitahu sedikit banyak tentang Supriyadi.
Terima Kasih sebelumnya,apabila ada kata-kata yang tidak enak untuk dibaca,mohon dimaafkan dan dimaklumkan.

Wassalamualaikuum Warahmatullahi Wabarakatu.
Si Sahlan (Bongkeng)


Nama sahlan Syah Pahlevi, Anak pertama dari dua bersaudara. Lahir di Palembang baturaja 15 Desember 1992. Tinggal bersama keluarganya di Sektor 5 Bekasi Utara. Cita-cita menjadi editor film yang handal. Kutipan faforit Alan “jadi dirimu sendiri itu lebih baik”.Alan adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi di UNISMA angkatan 2010. 6 tahun Kurang lebih saya sudah mengenal alan. Alan sekitar 2 tahun yang lalu tinggal tidak jauh dari rumah saya. makanan yang disukai Alan ayam goring. Makanan yang tidak disukain labu siem. Film yang disukai Alan spongebob squarepants. Band kesukaan Alan Armada, Bondan Feat Fade2Black dan My Chemical Romance.
Kronologis Alan mengenal UNISMA :
Waktu itu UNISMA datang ke sekolah Alan untuk mengadakan Try Out, dan sambil mengenalkan jurusan-jurusan yang ada di UNISMA dan meminta biodata peserta Try Out, setelah itu, tidak lama kemudian orang UNISMA menghubungi saya dengan via telepon dan berbicara “bahwa Alan mendapatkan bebas biaya pendaftaran dan bebas tes masuk.
Target Alan :


1.Supaya bisa berbicara di depan umum/orang banyak dengan baik dan benar.
2.Menjadi mahasiswa gelar S1 yang mempunyai banyak pengetahuan.
3.Menjadi orang yang sukses dan membuat bangga orang tua.


Wanita idaman :
Yang terpenting tidak neko-neko dan mau menerima Alan apa adanya . Masalah wajahnya yang penting tidak malu-maluin kalau diajak kondangan .


Alan?
Hal pertemanan yang disukai Alan, teman yang baik, ada kalau lagi sedih dan seneng. Hal pertemanan yang tidak disukai Alan, sama temen yang ada kalau lagi butuh saja. Alan itu sangat patuh pada orang tuanya khusnya pada ibunya. Alan orangnya cerdas dan agak cuek sama orang lain. Alan tuh orangnya boros. Apalagi kalau soal roko waduh-waduh kuat banget ngerokonya (Sepur,hehehhe). Alan kalau lagi bercerita tentang sesuatu hal pasti jelas banget, ditail sekali. Dia tuh kalo udah suka sama sesuatu lupa sama segalanya. Udah gitu alan itu orangnya pelupa (tau kenapa ya). Trus kalo punya barang engga awet cepet rusak. Menurut saya alan tuh masih angin-anginan. Dan alan adalah salah satu orang yang sudah merubah jalan hidup saya. Aduh apalagi yah sangking seringnya sama alan jadi bingung. Pokonya Is The Best dah.
Pengalaman bersama Alan yang tidak terlupakan :
Alan dan Sekelompok anak muda yang kreatif dan Solidaritas yang tinggi. Tepatnya pada tanggal 09 Juni 2010. Saya, Alan dan teman-teman yang lain membuat sebuah film. Berbagai kisah telah kami jalani dari konflik hingga mistik. Dan dari situlah bakat-bakat Saya dan Alan mulai muncul. Biarpun tidak semanis awal dalam pengalaman ini.
Supriyadi

cewek tomboy

Ayu Novitasari : Cewek Tomboy

Aku mempunyai banyak sahabat & inilah salah satu sahabat aku yang sangat tomboy .
Dia anak pertama dari 2 bersaudara . anaknya sangat lucu & unik . cara bepakaian & berbicaranya sering kali membuat aku tertawa dalam hati . anaknya baik bahkan bisa di bilang sangat baik . meskipun kita baru kenal tapi kita sudah sangat dekat , sering kali kita menceritakan masalah masalah yang sedang kita alami .. sekarang dia tinggal di daerah cilengsi . meskipun kita jarang ketemu tapi bukan berarti kita jarang berkomunikasi . dia juga asyik setiap kali mengerjakan tugas kelompok . karena cara berbicaranya yang sangat lemes dan ceret yang sering kali membuat aku sangat senang dan selalu tertawa setiap kali bersamanya . warna kesukaanya hitam . setiap hari dia pergi kekempus dengan mengendarai sepeda motor . & itu dia lakukan selama 5 hari setiap minggunya . tidak ada kesombongan dalam dirinya . anaknya yang sangat lucu membuat orang yang berada disekitanya selalu tertawa . semoga persahabatan ini selalu ada untuk selamanya .

Rabu, 30 Maret 2011

Sicewek Tangguh


    Aku mempunyai seorang teman bernama Rahmawati Dwi Rahayu.orang-orang memanggilnya dengan sebutan Ayu saja. Dia lahir di Jakarta tanggal 8 April 1990.Umurnya lebih tua 2 tahun diatas aku.Kesibukannya sehari-hari Ia isi dengan kegiatan kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan.dia bekerja di perusahaannya sekitar dua tahun,meskipun dia hidup dalam keadaan yang mencukupi dia berusaha untuk hidup mandiri.
      Dia anak kedua dari lima bersaudara.oarang tuanya berasal dari jawa tetapi sejak kecil dia sekeluarga tinggal di Bekasi,  jadi,jika si Ayu tidak mengerti tentang bahasa jawa harap di maklumi saja.Sekarang dia melanjutkan kuliahnya bersama aku diUniversitas Islam 45 semester 2 Ilmu Komunikasi. Hobby kegemarannya mendengarkan music dan shopping, Awalnya kesibukannya membuat dia sering kecapean namun karna sudah terbiasa maka dia sudah tidak mengalami kendala lagi dalam aktifitasnya, dia orang ceroboh,menyenangkan dan baik hati. Dia juga tidak pernah membeda-bedakan teman, aku senang bisa mengenal dia karna aku jadi lebih mengenal dunia kerja dari dia kadang dia sering menasehati aku untuk kuliah dengan baik dan jangan suka ikut terpengaruh denagn teman yang malas, kita kadang sering jalan bareng buat beli buku kuliah,
     Meskipun ada orang yang memusuhinya tetapi dia cuek aja karna menurut dia biarlah orang itu mau bilang apa tentang dirinya karna kata dia selagi tidak merepotkan orang itu.
Karya : Cristine Saputri

namaku ayu novitasari tetapi aqu di panggil uppie

PANGLIMA,,,,,
aku mempunyai seorang sahabat baru yang bernama Sri Marlinah,tetapi aqu biasa memanggilnya lina.
lina orangnya baik,dy juga sangat memahami semua kebiasaan burukku,dy orangnya asik saat diajak ngobrol maupun curhat,lina asli orang sukatani tetapi karena jarak antara sukatani dan bekasi agak jauh jadi lina memutuskan untuk ngekos di dekat kampus,aqu harap sahabat baruku ini akan selalu menjadi sahabat ku selamanyaa dan selalu menjadi yang terbaik..terimakasih

cerita butet

Hallow.. saya mempunyai seorang sahabat yang  bernama annisya dewi kurnia nasution  panggilannya ewi atau butet, teman saya yang satu ini selalu bikin saya tertawa , selalu aja ada topik yang membuat orang disekitar dia selalu tertawa. Orang nya asik tapi klo udah ada tugas emm paliing repot dan paliing heboh. Dia lahir di jakarta 07 desember 1991 anak dari 4 bersaudara. tempat tinggalnya di VIP ( villa indah permai ) bekasi utara, Tk di Al-husna bekasi, Sd diteluk pucung smpn 21 bekasi Smp ngeri 21 bekasi, Sma di madrasah aliyah 1 bekasi. Hobinya nonton tv, chatting, dan dengerin musik. Cita-citanya ingin menjadi anggota DPR dan menjadi cpns.
Nisya orang yang gak pernah milih-milih teman kesemuanya sama dan tidak pernah dendam sama orang. Klo lagi shopping selalu aja rame dan seru gak pernah sepi. Dia ini si gadis penjual pulsa yang pake 500 ( gope ) hahhahhha..
Dan klo masuk kelas telat pasti aja risuh dan grasak-grusuk  heboh dah pokoknya.
Maaf bila ada salah-salah kata terima kasih ..  

Panggil Saja Nama Titin....


Aku mempunyai seorang teman kuliah yang diberi nama orang tuanya Cristine Saputri, anak kedua dari empat bersaudara. Ia lahir diJakarta pada tanggal 18 September 1991.dia berasal dari Flores.NTT. anak pendiam dia tidak suka banyak bicara, ia tinggal bersama pamannya karna orang tuanya bertempat tinggal sangat jauh yaitu diFlores dia meneruskan studinya diUnisma 45 Bekasi jurusan Ilmu Komunikasi semester 2. Kegiatan sehari-harinya dia isi dengan kuliah dan membantu pekerjaan dirumah pamannya, hobbynya menonton TV dan mengdengerkan music. dulu dia masih suka terpengaruh sama temen untuk tidak kuliah, ketika jalan bareng dengan kami saja dia selalu tidak nyambung bila diajak buat ditanya pendapatnya tentang sesuatu, mungkin kita belum terlalu dekat satu sama lain tapi menurut saya dia teman cukup lumayan menyenangkan meskipun kadang menyebalkan karna kalau diajak bicara suka tidak nyambung, dia suka dianggap remeh banyak orang tapi dia tetap menjadi orang yang baik kepada semua orang, dia tidak pernah mencela setiap orang yang mengejeknya
   
    

Widya Darmawati : Sang Ketua Angkatan

Widya Darmawati

Namanya Widya Darmawati. Dia teman seangkatan saya saat masuk di Unisma setahun lalu. Kami biasa memanggilnya “teteh”, sebab dia merupakan Ketua Angkatan kami. Dia pula yang memilih Panglima sebagai nama angkatan kami. 

Saya kagum padanya. Dia pemimpin yang baik bagi kami semua, para mahasiswa Angkatan kelima yang masuk ke kampus ini pada 2010. Buat saya, dia Ketua Angkatan yang hebat. Bagaimana tidak? Dia sangat bertanggung jawab melaksanakan tugasnya. Mulai dari menyebarkan materi secara merata, mengatur jadwal kuliah apabila ada dosen yang minta pertambahan jam. Semuanya.
Dia juga mahasiswi yang sangat mandiri. Diam-diam saya mengagumi Widya. Di usia yang masih begitu muda, dia sudah bekerja, menghasilkan uang sendiri untuk membiayai kuliahnya di Unisma. Saat kami semua, teman-temannya, sedang tertidur nyenyak di rumah, Widya bisa jadi sedang bekerja. 

Dia memang bekerja sembari kuliah. Tentu sulit mengatur jadwal kehidupan seperti itu. Tetapi dia tampaknya mampu melakukan itu. Sebagai perempuan bekerja, tentu dia mengalami pula konflik-konflik dalam kehidupannya. Tentang perlakuan bosnya pada dirinya yang mesti dia terima dalam posisinya sebagai pegawai. Juga tentang keluarganya.

Widya telah memasuki kehidupan sebenarnya. Melebihi kami semua teman-teman seangkatannya. Dunia kerja adalah dunia yang keras. Tempat dimana orang saling sikut untuk mendapat sesuatu dan tampaknya, menurut pengamatanku tampaknya Widya sering pula kena sikut. Bisa jadi itu yang membuatnya menjadi perempuan yang tangguh dan mandiri. Apabila kau diberi rasa sakit, rasa sakit itu justru akan membuatmu lebih kuat. Sebuah tembikar yang cantik harus melewati proses pembakaran dulu agar menjadi kuat bukan?
Walaupun memiliki aktivitas yang sangat padat, ternyata dia dianugerahi otak yang cemerlang. Widya juga dikenal senang membaca buku. Wawasannya begitu luas. Bisa jadi karena dia sering berinteraksi dengan orang banyak. 

Saat pertama kali masuk kampus, kebanyakan dari kami buta sama sekali dengan dunia politik. Widya muncul sebagai sosok yang seolah-olah serba tahu akan itu semua. Seakan-akan dia tahu tentang apapun. Itu yang membuat kami memilihnya sebagai Pemimpin. Dengan semua kesibukan itu, semester lalu dia berhasil meraih IP sempurna yaitu 4. Luar biasa bukan?

Widya juga seorang teman yang peduli dengan temannya. Dia mampu memainkan berbagai peran, sebagai sahabat maupun sebagai kakak yang mengayomi adiknya. Saat kami mengalami kesulitan, maka tak segan-segan dia membela posisi kami. Dia juga negosiator handal yang beretika saat berunding.

Dia tampaknya selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk semua orang. Padahal aktifitas-aktifitasnya begitu padat. Jujur, saya berharap memiliki banyak teman seperti Widya. Saya selalu berdoa untuknya. Saya berharap dia bisa mencapai keinginannya  memperoleh beasiswa dari kampus ini. 

Dia sungguh teman yang sangat spesial dan pantas mendapatkan yang terbaik saat menjalani kehidupannya. Saya harap dengan segala kelebihannya itu, Widya akan mendapatkan yang terbaik dalam kehidupannya nanti.  Semoga.

Penulis : Jessi Carina

Selasa, 29 Maret 2011

Indana Lazulfa Khaleda Rachman : Gadis Penikmat Kuliner

Indana Lazulfa Khaleda Rachman
Saya mempunyai teman baik di Kampus. Namanya cukup panjang yaitu Indana Lazulfa Khaleda Rachman. Gadis kelahiran Jakarta, 2 Februari 1993 ini penikmat kuliner yang baik. Dia senang sekali makan enak. Pendek kata berteman dengan Dina, berarti terjamin pula isi perut.

Dina, begitu panggilan akrabnya berdomisili di Cikarang, Jababeka bersama kedua orang tuanya. Dia melewati masa-masa sekolahnya secara normal. Dimulai dengan TK Al Ichwan, lantas setelah lulus melanjutkan sekolah dasar di SD Mekar Mukti 06, Jababeka. Sedangkan SMP dan SMA dia tempuh di lingkungan Pesantren Jatiwaringin, Pondok Gede. Begitu lulus SMA, diapun memilih Unisma sebagai tempatnya meraih gelar sarjana nanti.

Selama mengenalnya, Dina itu orangnya baik dan menyenangkan. Hanya saja saat pertama kali saya melihat dia, kesan saya adalah Dina ini orangnya acuh tak acuh. "Cuek banget sih anak ini," fikir saya ketika itu. 

Akan tetapi setelah saya sudah mengenalnya cukup dekat ternyata Dina tidak secuek yang saya duga. Orangnya ternyata seru dan heboh. Dalam keluarganya, Dina adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia masih memiliki dua orang adik lagi. Kalau di kampus, Dina senang sekali ngeledekin saya. 

Hanya saja, saya tak peduli bila diledek Dina. Maklumlah, dia sahabat saya dan mengerti pula bahwa dia hanya bercanda saja. Tidak serius. Tidak perlu diambil hati. Meskipun kami saling meledek, tak pernah saya marah padanya. Dengan sikapnya yang terkesan acuh tak acuh itu, aneh juga kalau ternyata dia senang sekali bercanda.

Bisa jadi, bilamana ada yang belum mengenal Dina lebih jauh lagi, pasti mengira dia gadis sombong. Tetapi tentu saja itu tidak benar. Latar belakang keluarganya yang relatif hidup berkecukupan juga tidak membuatnya pilih-pilih teman. Dia bisa bersikap baik dengan siapa saja. Dina juga tidak pelit. Kalau sakunya sedang penuh, dengan senang hati dia mentraktir teman-teman terdekatnya.

Selain itu, dia juga bisa diajak curhat dan dia selalu berupaya  memberi solusi kepada saya. Walaupun terkadang solusinya suka tidak tepat dengan apa yang saya sedang rasakan. Namun saya tetap menghargainya. Kalau meleset ya paling-paling cuma kita jadikan sebagai bahan becanda. 

Ada satu sifatnya yang belum bisa dibuangnya. Terkadang Dina mudah sekali ngambek, apalagi kalau keinginannya tidak terpenuhi. Atau segala sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akan tetapi saya sudah hafal. Bila dia sudah ngambek, maka saya acuhkan saja, soalnya nanti juga selesai dengan sendirinya.


Penulis : Annisya Dewi Kurnia.

Jessi Carina : Serius Bertanya Apa Cuma Ngetes?

Jessi Carina
Mahasiswi dengan penampilan sederhana ini lahir di Jakarta, 19 Januari 1992. Dalam keluarganya, dia adalah bungsu dari tiga bersaudara. Meski berstatus anak bungsu, nyatanya Jessi Carina - begitu nama sang mahasiswi itu - mempunyai pula beberapa orang "adik" di rumahnya. Tentu saja bukan adik benaran.

Anak kecil yang sering dia asuh sehari-hari di rumahnya itu adalah keponakannya. Anti, begitulah panggilan salah satu "adik" kesayangan Jessi itu. Anti merupakan amanah dari sang kakak yang tak mungin diabaikan begitu saja. Anti sangat dekat dengan Jessi dan diapun dengan senang hati menjadi pengasuh keponakannya itu.

Satu hal yang patut dicatat, Jessi adalah salah satu mahasiswi peraih beasiswa fullbright di Unisma. Dia memang pantas meraih beasiswa itu sebab catatan prestasinya sejak SMA begitu menonjol. Posisi ranking satu di kelas  merupakan bukti nyata bahwa secara akademik, dia memang hebat. Dia juga aktif dalam organisasi pemuda pelajar.

Kesan pertama yang saya tangkap saat berkenalan dengannya adalah kebersahajaannya. Selain itu, saya mengenalnya sebagai teman yang baik dan murah hati. Suatu hal yang membuat saya merasa senang bisa bertemu dan menjadi temannya di kampus terbesar di Bekasi ini. Sejak berteman dengan Jessi, banyak hal positif yang dia tularkan pada saya. Hobinya yang keranjingan membaca dan menulis telah menggerakkan diriku untuk mengikuti jejaknya.

Lantaran hobinya dalam membaca apa saja, tidak mengherankan bilamana pengetahuannya lebih kaya dibanding saya. Dia memang pintar dan cerdas. Sayangnya, Jessi agak pemalu. Sehingga kecerdasannya ini sering tertutupi rasa pemalunya itu. Satu ciri khas lain mengenai dirinya yang sekaligus menjadi hobinya yaitu dia gemar bertanya tentang apa saja. Atau mempertanyakan segala sesuatu yang menurut saya  tak pernah terfikirkan. Bisa jadi karena rajin bertanya itulah dia bisa mencatat prestasi akademik yang baik.

Karena kegemarannya bertanya itulah saya menjulukinya sebagai Miss Ngetes. Sesuai julukannya itu, saya sering dibuat keqi lantaran dia sering bertanya. Dan pertanyaannya kadang sungguh tak terduga. Pertanyaan yang terkadang membuat kening saya  mesti berkerut-kerut memikirkan jawabannya. Seolah-olah mendadak ada benang kusut di otak saya.  Wajahnya yang polos dan lugu itu kerap menipu. Seolah-olah dia sungguh-sungguh bertanya dan butuh jawaban yang harus didiskusikan secara serius. Padahal tidak.

Dalam banyak kesempatan, dia sering mengetes pengetahuan saya mengenai sesuatu. Dia benar bertanya seolah tidak tahu. Akan tetapi ketika saya mencoba menjawab pertanyaannya, tanpa berdosa dia menjawab dengan lugas : "Wah, salah. Bukan begitu maksudku!”. Lantas dia menjawab panjang lebar menjelaskan pertanyaan yang dia jukan tadi. Sialan. "Argh, Jessi. Kenapa pula harus bertanya jika sudah tahu jawabannya!” Aku sedikit kesal dibuatnya karena kebiasaanya mengetes itu.

Hobinya sebagai Miss Ngetes itu masih terus dijalankan hingga sekarang. Celakanya, sampai sekarang pun saya masih belum bisa membedakan antara pertanyaan Jessi yang memang benar-benar serius bertanya atau  pertanyaan yang sekedar ngetes saja. Wajar saja, karena kedua hal itu dia lakukan dengan cara dan tampilan yang serupa. Polos, lugu dan apa adanya. "Sepertinya aku masih harus banyak belajar mengenai cara membaca pikiran manusia melalui mimik muka," pikir saya suatu ketika.

Walau begitu, sebenarnya niat sang mantan Ketua OSIS saat SMA ini, berperan sebagai Miss Ngetes itu adalah untuk berbagi informasi kepada teman-teman di sekelilingnya. Cara ini dia gunakan untuk mengetahui apakah informasi yang akan dia berikan sudah diketahui atau belum. Saya akui, caranya dalam menyampaikan informasi memang unik. Memberikan sebuah pertanyaan itu, lalu berusaha menjawabnya. Dengan demikian orang tidak begitu saja disuapi informasi layaknya anak kecil.

Ada nilai positif dari hobinya itu. Setelah ia ngetes, tandanya aku telah mendapatkan informasi baru. Sisi negatifnya, ya…tentunya bikin temannya menjadi keki dan sedikit jengkel.

Penulis : Dela Visa

Dela Visa Caniago : Ingin Sukses di Usia Muda

Dela Visa Caniago


Saya menemui Dela Visa Caniago, di sela-sela kesibukan kuliahnya di Kampus Unisma. Panggilan akrab anak bungsu dari lima bersaudara ini Dela. Lahir di Jakarta, namun besar di Bogor. 

Apa arti dari namanya itu? Unik juga. Ternyata itu berasal dari hari dan tanggal  kelahirannya yaitu Selasa, 18 Februari. Dela mewakili DELApan belas. Adapun VISA dari VI mewakili bulan Februari, dan SA mewakili hari Selasa. Kreatif bukan? Sedangkan Caniago adalah nama marga dari keluarganya.

Dia agak bingung menjawab saat saya tanyakan apa hobi dan kesukaannya. "Hobi adalah sesuatu yang benar-benar disukai untuk dikerjakan," ujarnya mendefinisikan . Menurut dia, apabila mendengarkan musik atau surfing di internet dengan membuka facebook dan twitter,  maka hal itu bukanlah sebuah hobi. Menurut dia, hal itu sudah menjadi rutinitas atau kebutuhan. 

Akan tetapi rupa-rupanya  sekarang ini dia menjadi begitu suka membaca,. Bisa jadi itulah hobi Dela akhir-akhir ini. Kalau dulu, dia membaca buku hanya seperlunya saja. Bisa jadi, dia menjadi suka membaca karena teman-temannya juga senang membaca. Entahlah.

Saat saya tanyakan tentang pilihannya menuntut ilmu di Unisma,  dia menjawab bahwa itu sudah menjadi takdir. Sebab di Bogor atau Jakarta pasti banyak Universitas yang lebih elite dari Unisma. Tapi mengapa Dela memilih Unisma? "Ah itu takdir," ucapnya seraya tersenyum manis.


Sebenarnya sejak SMP lantas SMA, Dela sudah mengkonsep pilihannya sendiri. Dia sudah memikirkan sejak SMP akan melanjutkan ke SMA mana lantas ke Universitas apa. Tetapi hanya bisa berencana bukan, Tuhan juga yang menentukan. Tepat! Rencana diatas hanya tinggal rencana. Selepas SMP, dia harus masuk SMA IT di Bogor, yang menurutnya Sekolah Islam Terpadu itu begitu disiplin dalam berpakaian,. Juga dalam mendisiplinkan sikap dan perilaku peserta didiknya. "Islam banget deh pokoknya,” ujar Dela tanpa hendak merinci apa yang dia maksudkan dengan ucapannya itu.

Tapi sekarang dia tidak menyesal, dia bahkan sangat bersyukur pernah menuntut ilmu disana. Rencana Tuhan selalu indah dan tepat untuk umat-Nya..


Sama halnya pula dengan Unisma, Dia mencoba peruntungannya masuk Universitas ini dengan jalur Beasiswa Fullbright. Awalnya dia tertarik masuk jurusan Ilmu Komunikasi karena ada hal-hal yang berbau "radio”. Seiring berjalannya waktu, gadis keturunan Padang itu bercita-cita menjadi seorang ahli PR (Public Relations). 

Namun mendadak di lain kesempatan dia menyatakan ingin menjadi seorang wartawan, karena sebuah testimony dari dosennya. Bahwa seseorang yang sukses adalah seseorang yang pernah menjadi wartawan, Dan seorang tokoh yang dicontohkan adalah Soekarno , presiden pertama RI yang memang di masa mudanya dulu pernah menjadi seorang wartawan.

Dia juga terkesan ketika ada dosen lain  yang berkata, "Ayo dong kalian berwirausaha,..”  dengan sejumlah argumentasi. Ketika itu, semua orang tertarik, termasuk Dela. Begitu ada kesempatan dia langsung berujar, “Eh ayo dong kita berwirausaha, tapi apa ya?” 

Dela agaknya memang terobsesi pada sebuah kesuksesan di usia muda. Memangnya siapa yang tidak ingin sukses? Apalagi saat usianya masih muda. Termauk Dela. Dia ingin segera mewujudkannya. Dia ingin menjadi seseorang yang sukses di usia muda. Obsesif itu bukan sesuatu yang buruk, asalkan tentu saja tahu posisi kita, jelas tujuannya serta jelas pula cara mewujudkannya. Maka itu jelas obsesif yang positif. Begitulah.


Penulis : Fauziah Cahyani

Lia Deviyanti : Si Periang Pembawa Keceriaan

Lia Deviyanti

Dia temanku. Gadis berusia 18 tahun puteri bungsu dari ayah bernama M. Lukman dan ibu bernama Nova Irianti ini dilahirkan  di kota hujan, Bogor, pada  2 Juni 1992. Lia begitu panggilan akrab anak ketiga dari tiga bersaudara itu. Lengkapnya Lia Deviyanti. Nama yang cantik, sesuai dengan orangnya. 

Ayahnya dan ibunya bekerja sebagai karyawan swasta. Dan karena tuntutan pekerjaan pula dia mesti rela ditinggal pergi oleh ayah dan ibunya pada usia yang masih sangat muda. "Sejak umur satu tahun aku sudah ditinggal pergi oleh mereka," kenangnya.

Waktu itu tentu saja dia belum mengerti. Yang dia tahu, dia jarang bertemu dengan ayah dan ibunya. Sang ayah bekerja di Semarang, Jawa Tengah sedangkan ibunya bekerja jauh di Kota Manado, Sulawesi Utara. Untunglah masih ada sang nenek yang memberinya limpahan kasih sayang menggantikan ayah dan ibunya yang hanya menengoknya beberapa hari dalam sebulan. Selama tiga tahun dia diasuh oleh neneknya.

Sebagaimana anak bungsu pada umumnya, Lia  terkesan sedikit manja. Walaupun begitu dia gadis yang periang dan senang bercanda. Ia selalu membawa keceriaan di Panglima. Panglima adalah sebutan untuk angkatan kuliah di kampus kami. Ada saja hal-hal konyol yang dia lakukan dan dapat mebuat aku dan teman-teman lainnya tertawa lepas.

Aku mengenalnya sejak kami sama-sama duduk di bangku kuliah Universitas Islam 45, Bekasi. Kami satu jurusan dan satu kelas. Karena cocok dengan sifatnya yang easy going dan periang itu, lama kelamaan kami menjadi sahabat dekat. Entah kenapa, sejak pertama bertemu dengannya aku tertarik pada Lia. Dia baik, suppel, gampang bergaul dengan semua orang. Dia juga tidak pernah memilih-milih teman. Mau cakep atau jelek, semua sama saja dimata Lia. Tetapi jangan bikin dia marah. Galak dan menakutkan.

Sejak kuliah di Unisma Bekasi, Lia tidak lagi tinggal bersama orang tuanya di Bogor. Terlalu jauh jika harus pulang pergi Bogor-Bekasi. Ia sekarang tinggal di sebuah rumah kontrakan di daerah Harapan Jaya, Bekasi.  Walaupun terkesan kenes dan manja, tetapi menurutku dia gadis pemberani.  Buktinya Lia berani jika harus berangkat kuliah dari kediaman orang tuanya di Bogor tanpa harus diantar siapapun. Dia juga  berani hidup mandiri dengan berpisah dari orang tuanya. Dia mengaku kalau cucian kotornya segunung. Mungkin dia terlalu sibuk sehingga tidak sempat untuk mencuci pakaiannya.

Biru adalah warna kesukaannya. Makananan favoritnya yaitu soto. Lia  juga memiliki seorang pacar  dan dia sayang pada lelaki itu. Namanya Dimas Randu Pratama. Aku lihat mereka saling mencintai. Hubungan mereka sudah berjalan selama tiga tahun. Artinya sejak dia duduk di bangku SMA. Lia mempunyai panggilan sayang untuk pacarnya yaitu si Item. Dimas tidak marah dipanggil begitu. Mereka memang pasangan yang kompak dan serasi. Karena ulah Lia itu, kami jadi ikut memanggilnya si Item pula.

Meski sudah punya pacar, Lia tetap dekat dengan aku dan teman-temannya. Kadang-kadang dia melakukan hal yang konyol. Entah mungkin karena kesiangan atau karena terlambat, dia pernah tidak mandi untuk ke kampus. Tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali. Untung saja ia berkulit putih dan berwajah cantik. Jadi ia tetap terlihat menarik walaupun ia tidak mandi.

Aku dan Lia memiliki tubuh yang sama-sama kurus. Itu membuat kami menjadi bahan ledekan ketika ada angin kencang. Mereka bilang kami bisa terbang  dan terbawa angin. “Fiiuuuh ......” itu kata-kata yang sering Widya ucapkan kepada kami berdua saat meledek kami. Menirukan suara angin bertiup. Widya adalah teman kami seangkatan juga. Walaupun begitu kami tetap senang, tak pernah ada benci diantara kami.Ya, kami punya geng yaitu aku, Lia, Widya, Eva, dan Danik begitu dekat. 

Kami berlima hampir selalu mengerjakan apapun bersama. Aku dan Lia mendapat julukan “Tim Hore” karena kami yang paling ramai diantara mereka. Lia selalu tertawa walaupun sedang dalam kesusahan. Aku sangat menyukai Lia. Meski begitu, kami juga tetap berteman dengan yang lain. Kami kemana-mana berlima mungkin karena kecocokan dari awal saja. Tidak berarti membatasi pertemanan.