Pages

Selasa, 29 Maret 2011

Jessi Carina : Serius Bertanya Apa Cuma Ngetes?

Jessi Carina
Mahasiswi dengan penampilan sederhana ini lahir di Jakarta, 19 Januari 1992. Dalam keluarganya, dia adalah bungsu dari tiga bersaudara. Meski berstatus anak bungsu, nyatanya Jessi Carina - begitu nama sang mahasiswi itu - mempunyai pula beberapa orang "adik" di rumahnya. Tentu saja bukan adik benaran.

Anak kecil yang sering dia asuh sehari-hari di rumahnya itu adalah keponakannya. Anti, begitulah panggilan salah satu "adik" kesayangan Jessi itu. Anti merupakan amanah dari sang kakak yang tak mungin diabaikan begitu saja. Anti sangat dekat dengan Jessi dan diapun dengan senang hati menjadi pengasuh keponakannya itu.

Satu hal yang patut dicatat, Jessi adalah salah satu mahasiswi peraih beasiswa fullbright di Unisma. Dia memang pantas meraih beasiswa itu sebab catatan prestasinya sejak SMA begitu menonjol. Posisi ranking satu di kelas  merupakan bukti nyata bahwa secara akademik, dia memang hebat. Dia juga aktif dalam organisasi pemuda pelajar.

Kesan pertama yang saya tangkap saat berkenalan dengannya adalah kebersahajaannya. Selain itu, saya mengenalnya sebagai teman yang baik dan murah hati. Suatu hal yang membuat saya merasa senang bisa bertemu dan menjadi temannya di kampus terbesar di Bekasi ini. Sejak berteman dengan Jessi, banyak hal positif yang dia tularkan pada saya. Hobinya yang keranjingan membaca dan menulis telah menggerakkan diriku untuk mengikuti jejaknya.

Lantaran hobinya dalam membaca apa saja, tidak mengherankan bilamana pengetahuannya lebih kaya dibanding saya. Dia memang pintar dan cerdas. Sayangnya, Jessi agak pemalu. Sehingga kecerdasannya ini sering tertutupi rasa pemalunya itu. Satu ciri khas lain mengenai dirinya yang sekaligus menjadi hobinya yaitu dia gemar bertanya tentang apa saja. Atau mempertanyakan segala sesuatu yang menurut saya  tak pernah terfikirkan. Bisa jadi karena rajin bertanya itulah dia bisa mencatat prestasi akademik yang baik.

Karena kegemarannya bertanya itulah saya menjulukinya sebagai Miss Ngetes. Sesuai julukannya itu, saya sering dibuat keqi lantaran dia sering bertanya. Dan pertanyaannya kadang sungguh tak terduga. Pertanyaan yang terkadang membuat kening saya  mesti berkerut-kerut memikirkan jawabannya. Seolah-olah mendadak ada benang kusut di otak saya.  Wajahnya yang polos dan lugu itu kerap menipu. Seolah-olah dia sungguh-sungguh bertanya dan butuh jawaban yang harus didiskusikan secara serius. Padahal tidak.

Dalam banyak kesempatan, dia sering mengetes pengetahuan saya mengenai sesuatu. Dia benar bertanya seolah tidak tahu. Akan tetapi ketika saya mencoba menjawab pertanyaannya, tanpa berdosa dia menjawab dengan lugas : "Wah, salah. Bukan begitu maksudku!”. Lantas dia menjawab panjang lebar menjelaskan pertanyaan yang dia jukan tadi. Sialan. "Argh, Jessi. Kenapa pula harus bertanya jika sudah tahu jawabannya!” Aku sedikit kesal dibuatnya karena kebiasaanya mengetes itu.

Hobinya sebagai Miss Ngetes itu masih terus dijalankan hingga sekarang. Celakanya, sampai sekarang pun saya masih belum bisa membedakan antara pertanyaan Jessi yang memang benar-benar serius bertanya atau  pertanyaan yang sekedar ngetes saja. Wajar saja, karena kedua hal itu dia lakukan dengan cara dan tampilan yang serupa. Polos, lugu dan apa adanya. "Sepertinya aku masih harus banyak belajar mengenai cara membaca pikiran manusia melalui mimik muka," pikir saya suatu ketika.

Walau begitu, sebenarnya niat sang mantan Ketua OSIS saat SMA ini, berperan sebagai Miss Ngetes itu adalah untuk berbagi informasi kepada teman-teman di sekelilingnya. Cara ini dia gunakan untuk mengetahui apakah informasi yang akan dia berikan sudah diketahui atau belum. Saya akui, caranya dalam menyampaikan informasi memang unik. Memberikan sebuah pertanyaan itu, lalu berusaha menjawabnya. Dengan demikian orang tidak begitu saja disuapi informasi layaknya anak kecil.

Ada nilai positif dari hobinya itu. Setelah ia ngetes, tandanya aku telah mendapatkan informasi baru. Sisi negatifnya, ya…tentunya bikin temannya menjadi keki dan sedikit jengkel.

Penulis : Dela Visa

1 komentar:

  1. Sudah diedit hari ini Selasa, 24 Mei 2011. Cukup bagus penulisannya. Kosa katanya diperbanyak dan agak lebih kreatif dalam memilih kata kerja ya?

    BalasHapus