Pages

Senin, 28 Maret 2011

Fauziah Cahyani : Senang Negeri Ginseng

Fauziah Cahyani
Ini cerita tentang sahabat saya. Fauziah Cahyani, namanya. Sosok unik yang membuat saya bersyukur pada Tuhan karena diberi kesempatan telah mengenalnya. Panggilan akrabnya Fauz.  Adapun nama panjangnya itu bermakna Cahaya Kemenangan. Sayang dia tidak bersedia menjelaskan mengapa akhirnya nama itu disematkan pada dirinya oleh orang tuanya.

Tetapi buat saya, Fauz memang benar-benar bak cahaya para pemenang. Betapa tidak. Gadis kelahiran 21 Oktober 1992 ini adalah peraih beasiswa Fullbright di Unisma, Bekasi. Gadis periang asal Indramayu ini sekarang menetap di Rawalumbu, Bekasi bersama paman dan bibinya.
Semester lalu Fauz selalu pulang kampung ke Indramayu pada saat liburan kuliah atau tanggal merah.  Dan bila kembali ke Bekasi, dia selalu membawa oleh-oleh untuk saya, sahabatnya. Baru-baru ini, orangtuanya baru saja pindah ke Tangerang., kota di sisi sebelah barat Jakarta. Karena itu, dia kini pulang seminggu sekali ke Tangerang. Kali ini tanpa membawa oleh-oleh. "Kapan dong saya dibawakan lagi oleh-oleh," ujar saya pada Fauz, setengah bercanda.
Yang menarik, Fauz punya kegemaran unik. Dia dikenal sebagai Korean Lovers.  Ya, sahabat saya ini senang segala sesuatu yang berkaitan dengan negeri ginseng itu. Bayangkan saja. Fauzi bisa membeli beberapa majalah dalam minggu yang sama apabila majalah tersebut membahas drama atau aktor korea yang sedang dia suka. Hobi uniknya ini membuat saya sering menggoda dia. Tetapi dia tidak pernah marah. Benar-benar asli Korean Lovers.

Bahkan musisi kesukaannya juga masih terkait Korea. Dia menyukai SM*SH BLAST! Iya, dia terpesona dengan boyband SM*SH yang style-nya juga seperti boyband Korea.  Tetapi adalah salah satu kegemaran Fauz yang lepas dari budaya Korea yaitu Harry Potter. Dia menyukai novel dan film-film Harry Potter. Hebatnya lagi, dia hafal mantera, nama tokoh, dan segalanya tentang Harry Potter.  Fauz memang fans berat penyihir karya penulis Inggris J.K. Rowling ini. Seolah-olah, Fauz bersekolah di sekolah sihir Hogwarts layaknya Harry Potter. Lewat dunia maya tentunya.
Mau tak mau, saya juga kerap berterima kasih kepada Fauz. Betapa tidak. Dia sering memasok kebutuhan logistik saya dikampus. Maksudnya, pada beberapa kejadian, selalu ada kebetulan yang membuat saya bersyukur pada keberadaan Fauz. Suatu kali, saat  sedang  dahaga dan butuh minum dia  langsung mengeluarkan botol minuman dari tasnya. Kali lainnya lagi, saya  lupa sarapan dan merasa lemas maka tanpa basa-basi dia menawarkan saya makanan yang dia bawa dari rumah.  Duh baiknya. Bahkan  pernah saat sedang flu, dia siap sedia dengan tisunya.  Benar-benar mengagumkan. Isi tasnya begitu lengkap.
Fauz juga saya kenal sebagai gadis yang suka membantu orang lain. Meski baru enam bulan ini saya mengenalnya cukup dekat, ternyata dia orang yang bisa saya percayai. Pernah saya berhalangan menyerahkan tugas saya, maka dia akan dengan senang hati membantu menyelesaikan urusan saya itu tanpa meminta imbalan apapun.
Fauz juga dikenal sebagai sosok yang cerdas dan rendah hati. Meski kalau itu saya sampaikan padanya maka mukanya bersemu merah. Malu tersipu-sipu. "Saya nggak sehebat itu kok. Saya gadis yang biasa saja," ujar Fauz membantah. Betapapun itu dia bantah, tetapi saya kerap membuktikan sendiri. Apabila saya sedang panik dengan masalah-masalah saya, Fauz terbukti bisa diandalkan. Dialah yang segera bertindak membantu menyelesaikannya. Dia memberi solusi  dengan celetukan-celetukan yang cerdas.
Satu penanda bahwa dia cerdas tentu saja Indeks Prestasinya. Semester lalu dia mendapat IP  yang nyaris sempurna. Kalau dia berusaha lebih keras lagi, tak mustahil IP sempurna berhasil diraihnya. Saya mengagumi kehebatannya. Banyak orang menganggap Fauz pendiam. Ibarat gong, tidak berbunyi saat dipukul. Mungkin saja benar. Saya  sendiri selalu menantikan ucapannya yang jarang sekali keluar itu. Akan tetapi saat terucap, sarat ilmu.
Itulah dia tulisan tentang sahabatku, Fauziah Cahyani. Saya berharap dapat mengambil pelajaran dari setiap teman yang saya kenal. Saling belajar, menolong, dan membangun persaudaraan. Sebagaimana seorang bijak pernah mengatakan : “Seseorang akan kuat bersama dengan teman-teman yang saling menasihati dalam kebenaran, kebaikan, kesabaran, dan kasih sayang.”(Syaikh Alim Al Hilaly). Begitulah. (Jessi Carina)

1 komentar:

  1. Sudah saya edit. Dialog langsungnya dengan Fauziah kurang banyak, sehingga sebagian besar hanya deskripsi berdasarkan penilaian penulis.

    Keluarga sang tokoh juga tidak diungkapkan. Kita tidak tahu Fauz ini anak keberapa, saudaranya siapa saja dan mungkin bagus juga diceritakan latar belakang orang tuanya.

    BalasHapus