Pages

Selasa, 29 Maret 2011

Dela Visa Caniago : Ingin Sukses di Usia Muda

Dela Visa Caniago


Saya menemui Dela Visa Caniago, di sela-sela kesibukan kuliahnya di Kampus Unisma. Panggilan akrab anak bungsu dari lima bersaudara ini Dela. Lahir di Jakarta, namun besar di Bogor. 

Apa arti dari namanya itu? Unik juga. Ternyata itu berasal dari hari dan tanggal  kelahirannya yaitu Selasa, 18 Februari. Dela mewakili DELApan belas. Adapun VISA dari VI mewakili bulan Februari, dan SA mewakili hari Selasa. Kreatif bukan? Sedangkan Caniago adalah nama marga dari keluarganya.

Dia agak bingung menjawab saat saya tanyakan apa hobi dan kesukaannya. "Hobi adalah sesuatu yang benar-benar disukai untuk dikerjakan," ujarnya mendefinisikan . Menurut dia, apabila mendengarkan musik atau surfing di internet dengan membuka facebook dan twitter,  maka hal itu bukanlah sebuah hobi. Menurut dia, hal itu sudah menjadi rutinitas atau kebutuhan. 

Akan tetapi rupa-rupanya  sekarang ini dia menjadi begitu suka membaca,. Bisa jadi itulah hobi Dela akhir-akhir ini. Kalau dulu, dia membaca buku hanya seperlunya saja. Bisa jadi, dia menjadi suka membaca karena teman-temannya juga senang membaca. Entahlah.

Saat saya tanyakan tentang pilihannya menuntut ilmu di Unisma,  dia menjawab bahwa itu sudah menjadi takdir. Sebab di Bogor atau Jakarta pasti banyak Universitas yang lebih elite dari Unisma. Tapi mengapa Dela memilih Unisma? "Ah itu takdir," ucapnya seraya tersenyum manis.


Sebenarnya sejak SMP lantas SMA, Dela sudah mengkonsep pilihannya sendiri. Dia sudah memikirkan sejak SMP akan melanjutkan ke SMA mana lantas ke Universitas apa. Tetapi hanya bisa berencana bukan, Tuhan juga yang menentukan. Tepat! Rencana diatas hanya tinggal rencana. Selepas SMP, dia harus masuk SMA IT di Bogor, yang menurutnya Sekolah Islam Terpadu itu begitu disiplin dalam berpakaian,. Juga dalam mendisiplinkan sikap dan perilaku peserta didiknya. "Islam banget deh pokoknya,” ujar Dela tanpa hendak merinci apa yang dia maksudkan dengan ucapannya itu.

Tapi sekarang dia tidak menyesal, dia bahkan sangat bersyukur pernah menuntut ilmu disana. Rencana Tuhan selalu indah dan tepat untuk umat-Nya..


Sama halnya pula dengan Unisma, Dia mencoba peruntungannya masuk Universitas ini dengan jalur Beasiswa Fullbright. Awalnya dia tertarik masuk jurusan Ilmu Komunikasi karena ada hal-hal yang berbau "radio”. Seiring berjalannya waktu, gadis keturunan Padang itu bercita-cita menjadi seorang ahli PR (Public Relations). 

Namun mendadak di lain kesempatan dia menyatakan ingin menjadi seorang wartawan, karena sebuah testimony dari dosennya. Bahwa seseorang yang sukses adalah seseorang yang pernah menjadi wartawan, Dan seorang tokoh yang dicontohkan adalah Soekarno , presiden pertama RI yang memang di masa mudanya dulu pernah menjadi seorang wartawan.

Dia juga terkesan ketika ada dosen lain  yang berkata, "Ayo dong kalian berwirausaha,..”  dengan sejumlah argumentasi. Ketika itu, semua orang tertarik, termasuk Dela. Begitu ada kesempatan dia langsung berujar, “Eh ayo dong kita berwirausaha, tapi apa ya?” 

Dela agaknya memang terobsesi pada sebuah kesuksesan di usia muda. Memangnya siapa yang tidak ingin sukses? Apalagi saat usianya masih muda. Termauk Dela. Dia ingin segera mewujudkannya. Dia ingin menjadi seseorang yang sukses di usia muda. Obsesif itu bukan sesuatu yang buruk, asalkan tentu saja tahu posisi kita, jelas tujuannya serta jelas pula cara mewujudkannya. Maka itu jelas obsesif yang positif. Begitulah.


Penulis : Fauziah Cahyani

1 komentar:

  1. Detil mengenai sekolah sebelum masuk Unisma dan latar belakang keluarganya kurang dieksplorasi oleh penulis.

    BalasHapus