Sunset di Pantai Bengkulu |
“Oi Jessi, pai lah ke pantai. Tengoklah laut luas tu atau cubalah kunjungi benteng. Idak lagi bisa kau tengok yang macam tu di Bekasi..”
Kutipan diatas adalah ucapan tanteku yang berdomisili di Bengkulu. Dia adalah adik ayahku. Namanya Tri. Aku biasa memanggilnya, Bucik Tri.
Bengkulu adalah kampung halamanku. Rumah nenekku berada di Jl. Enggano no. 72, Pasar Bengkulu. Tepat dibelakang rumah nenekku terdapat hamparan laut yang luas dengan perahu-perahu di pinggir pantainya. Pantai tersebut adalah pusat aktifitas untuk warga sekitarnya. Aku biasa melihat para nelayan pergi melaut dipagi hari dan pulang disore hari. Pesona pantai Bengkulu akan lebih terlihat saat senja. Langit berubah menjadi oranye dengan tekstur awan yang mengesankan. Aku dapat melihat matahari terbenam disana. Sore hari di pantai Bengkulu, aku dapat melihat para ibu dengan anaknya, para remaja, dan anak-anak yang berenang dipantai menikmati waktu luang mereka. Pantai Bengkulu mungkin tidak seindah Kuta, tapi dia punya pesonanya sendiri.
Bengkulu adalah provinsi dengan sumber daya laut yang melimpah. Semiskin-miskinnya orang disana, mereka masih makan ikan. Sama seperti daerah yang lain, Bengkulu memiliki kekhasan kulinernya sendiri. Ada Bagar Hiu yang semakin langka makanannya. Kue Tat yang memiliki rasa yang khas dan ikan sambal tempoyak yang memiliki campuran durian pada sambalnya. Bagiku memakan masakan khas Bengkulu membuat aku heran pernah mengagumi masakan di rumah makan Bekasi. Karena masakan nenekku jauh lebih enak atau mungkin ini hanya masalah selera saja.
Benteng Marlborough |
Masih lekat dalam ingatanku saat aku masih seorang gadis kecil. Aku terpesona oleh kampung halamanku. Sekarang setelah bertahun-tahun meninggalkannya dan kembali lagi kesana, aku sadar bahwa aku masih tersihir keindahannya.
( Jessi Carina)
( Jessi Carina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar